JANGAN LENGAH, VIRUS INI MASIH MENGANCAM KITA
Sekedar mengingatkan kembali bahwa pandemi covid 19 disebabkan oleh sejenis virus yang diberi nama corona, nama yang setahun belakangan ini sangat populer diseluruh dunia. Namun sebenarnya nama corona adalah nama sebuah keluarga besar virus dengan gejala mirip flu. Gejala itu termasuk batuk, demam, gangguan tenggorokan, atau hidung meler. Namun dalam beberapa kasus, gejala menjadi penyakit serius seperti pneumonia (radang paru-paru).
Anggota keluarga lain selain COVID-19 yang merupakan tipe baru virus corona, yang lainnya adalah virus corona penyebab Acute Respiratory Syndrome atau SARS, dan Middle East Respiratory Syndrome atau MERS-CoV.
Seperti COVID-19, kemunculan pertama SARS juga terjadi di China pada November 2002 sampai Juli 2003. Terdapat 8.000-an orang terinfeksi dan 774 meninggal. Penyebarannya mencapai 17 negara.
Adapun MERS pertama kali terdeteksi di Arab Saudi pada tahun 2012 dan sejak itu menyebar ke beberapa negara. Para penderita mengalami sakit pernapasan yang cukup parah dan berpotensi meninggal dunia.
Nama COVID 19 awalnya diusulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan nama 2019-nCoV. Corona berasal dari Bahasa Latin yang berarti mahkota karena permukaannya yang berbentuk seperti mahkota (crown/corona), dan n pada nCoV berasal dari kata novel (Bahasa Latin Novus) yang berarti baru untuk membedakan virus khusus ini. Sementara 2019 merujuk pada tahun ditemukannya virus.
Virus corona umumnya ditemukan pada hewan; seperti unta, ular, hewan ternak, kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus apabila terdapat riwayat kontak dengan hewan tersebut, misalnya pada peternak atau pedagang di pasar hewan.
Namun, adanya ledakan jumlah kasus di Wuhan, China dan kemudian menyebar ke hampir semua negara di dunia menunjukkan bahwa corona virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia, yaitu lewat droplet, partikel air yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk atau bersin. Apabila droplet tersebut terhirup atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular penyakit ini.
Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia, memiliki penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan mengalami infeksi ini serta komplikasinya.
Sejauh ini, belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengatasi COVID-19. Beberapa obat antivirus, seperti oseltamivir, lopinavir, dan ritonavir, sudah dicoba untuk diberikan kepada pasien COVID-19 sambil terus diteliti.
Sedangkan pada SARS dan MERS, pemberian lopinavir, ritonavir, serta obat antivirus spektrum luas terbaru bernama remdesivir sudah terbukti efektif sebagai pengobatan.
Baca Juga :
Best Practice; Apresiasi bagi guru dan siswa
KEISTIMEWAAN BELAJAR MATEMATIKA
PERSIAPAN MENGHADAPI PENILAIAN AKHIR SEMESTER
_______
Kembali ke HOME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar