SMK NUSAPUTERA 2

SMK NUSAPUTERA 2
[] SELAMAT DATANG SISWA BARU SMK NUSAPUTERA 2 [] TERUS PUPUK SEMANGAT BELAJAR [] CITA-CITA KALIAN SUDAH SEMAKIN DEKAT, NEGERI INI MEMBUTUHKAN SUMBANGSIH KALIAN [] QUALITY IN ME []

HARI IBU 22

  ALUMNI  ARTIKEL  GALERI   PPD   SEKOLAH

SUDAHKAH  KAMU MENGUCAPKAN SESUATU UNTUK SOSOK YANG TELAH MELAHIRKANMU ?

Penyusun : Herno AP.
Guru Produktif Farmasi Industri

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Barangkali ada yang bertanya-tanya mengapa tanggal 22 Desember. Mari kita buka lagi lembaran sejarah Indonesia.

........baca juga : ungkapan rasa siswa SMK Nusaputera 2 kepada ibu 

Pada tanggal 22 s.d.  25 Desember 1928 bertempat di Ndalem Joyodipuran yang sekarang untuk kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya di Jalan Brigjend Katamso 139 Yogyakarta Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia yang pertama.


Kongres ini diikuti oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra serta beberapa organisasi kaum laki-laki. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan pernikahan. Para perempuan ini mendapat inspirasi dari perempuan-perempuan yang berjuang melawan penjajah pada abad ke-19.

Pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan.

Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara sepakat dan kemudian berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.

Pada Kongres Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Banyak hal besar yang diagendakan namun tanpa mengangkat masalah kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.

Pada Juli 1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II, dalam konggres ini dibentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938 kemudian diusulkan ke pemerintah. Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat para pejuang perempuan untuk bisa diterapkan dalam upaya perbaikan bangsa. Misi itulah yang terlihat pada semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama membangun bangsa.

Saat ini peringatan Hari Ibu di Indonesia lebih kepada ungkapan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji sikap keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu seperti memberi kado istimewa, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan sementara para ibu dari beban kegiatan sehari-hari.

___________

Kembali ke HOME 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link yang penting diketahui