PEMBELAJARAN DARING BIKIN PUSING
Penulis : Dicky Adi Kurniawan, S.Pd.
Guru BK SMK Nusaputera 2
Sudah tidak asing lagi Covid-19 di telinga kita semua, virus yang muncul pertama kali di Wuhan negara China pada tahun 2019 ini sekarang sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Virus Covid-19 memiliki cara penularan yang sangat mudah salah satunya yaitu hanya dengan terkena droplet saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernafas. Dengan merebaknya pandemi ini banyak sekali dampak yang ditimbulkan disegala sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan. Dunia pendidikan digoncangkan dengan ada nya fenomena yang sangat meresahkan ini. Dunia pendidikan pun terpaksa merombak sistem pembelajaran yang sudah ada, sehingga harus menciptakan sistem pembelajaran yang baru dan tentunya bisa diterapkan pada masa pandemi ini yang bertujuan untuk meminimalisasi tingkat penyebaran virus. Negara Indonesia sendiri melalui KEMENDIKBUDRISTEK telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diharap dapat melangsungkan proses pendidikan tanpa mengorbankan keselamatan peserta didik maupun pendidik.
Resesi yang sedang melanda dunia pendidikan Indonesia saat ini sedang berusaha ditangani secara maksimal oleh KEMENDIKBUDRISTEK dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dan bantuan yang bertujuan untuk mempertahankan roda pendidikan supaya terus berputar. Oleh sebab itu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI mendorong penyelenggaraan proses pembelajaran dilakukan dengan daring. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud RI nomor 3 tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) pada Satuan Pendidikan, dan Surat Sekjen Mendikbud nomor 35492/A.A5/HK/2020 tanggal 12 Maret 2020 perihal Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Dengan dikeluarkan nya Surat Edaran Mendikbud RI nomor 3 tahun 2020, tentunya mulai sekarang pembelajaran yang dilakukan setiap sekolah atau perguruan tinggi menggunakan sistem daring atau biasa kita sebut pembelajaran jarak jauh. Namun, seperti pepatah “Tiada gading yang tak retak” setiap kebijakan yang dikeluarkan pasti memiliki kelemahan atau kekurangan. Sistem pembelajaran daring sangat lah mengandalkan teknologi dalam menjalankan nya.
Namun penggunaan teknologi bukan tidak ada masalah, banyak varian masalah yang menghambat terlaksananya pembelajaran dengan metode daring diantaranya adalah:
1. Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa
Kondisi guru di Indonesia tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, ini bisa dilihat dari guru-guru yang lahir tahun sebelum 1980-an. Kendala teknologi informasi membatasi mereka dalam menggunakan media daring. Begitu juga dengan siswa yang kondisinya hampir sama dengan guru-guru yang dimaksud dengan pemahaman penggunaan teknologi.
2. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai
Perangkat pendukung teknologi jelas mahal. Banyak di daerah Indonesia yang guru pun masih dalam kondisi ekonomi yang menghawatirkan. Kesejahteraan guru maupun murid yang membatasi mereka dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan musibah Covid-19 ini.
3. Akses Internet yang terbatas
Jaringan internet yang benar-benar masih belum merata di pelosok negeri. Tidak semua lembaga pendidikan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah dapat menikmati internet. Jika ada pun jaringan internet kondisinya masih belum mampu mengkover media daring.
4. Kurang siapnya penyediaan Anggaran
Biaya juga sesuatu yang menghambat karena, aspek kesejahteraan guru dan murid masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota internet untuk memenuhi kebutuhan media daring, maka jelas mereka tidak sanggup membayarnya. Ada dilema dalam pemanfaatan media daring, ketika menteri pendidikan memberikan semangat produktivitas harus melaju, namun disisi lain kecakapan dan kemampuan finansial guru dan siswa belum melaju ke arah yang sama. Negara pun belum hadir secara menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan biaya yang dimaksud.
Terlepas dari segala permasalahan yang timbul akibat pembelajaran dengan sistem daring ini, tentunya harus ada sikap yang diambil untuk mengatasinya. Semua steakholders pendidikan harus turut ikut serta dalam menangani permasalah yang cukup membuat pusing orang banyak ini. Kondisi ini tidak boleh terlepas pandang dari kebijakan pemerintah dan pelaksanaannya operasionalisasi di lapangan.
Adapun hal-hal yang wajib dilakukan oleh semua steakholders pendidikan adalah:
1. Pemerintah
Peran pemerintah sangat penting dan fundamental. Alokasi anggaran yang sudah diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan.
2. Orang Tua
Orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga harus menjalankan fungsinya. Meskipun demikian tetap saja bantuan guru di sekolah perlu hadir door to door disemua peserta didik. Ini harus membuka cakrawala dan tanggung jawab orang tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada effort orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan pengetahuan anak-anaknya.
3. Guru
Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Jika perlu guru hadir secara door to door ke peserta didik. Guru bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
4. Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan informasi. Program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan.
Intinya adalah pandemi yang menyerang diseluruh dunia ini harus memaksa setiap negara untuk merubah birokrasi pendidikannya tak terkecuali Indonesia sehingga dapat terus memutarkan roda pendidikan tanpa mengorbakan keselamatan orang banyak. Sehingga tercetusnya sistem pembelajaran daring yang menuntut dunia pendidikan untuk melek teknologi. Namun tentu akan banyak timbul masalah karena perubahan yang sangat drastis ini yang berakibat ketidak siapan dari berbagai aspek. Walapun sistem pembelajaran jarak jauh ini banyak menimbulkan masalah pasti ada sikap yang harus diambil oleh semua elemen pendidikan sehingga akan membantu tersukseskannya sistem ini, jika bukan kita semua siapa lagi.
Kembali ke HOME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar