REVIEW BUKU 1
JUDUL
|
: LALANG
|
PENULIS
|
: AGUNG PAMUNGKAS
|
PENYUNTING
|
: DWI AGUS ERINITA
|
ILUSTRATOR/
TATA LETAK
|
: AGUNG PAMUNGKAS
|
GENRE
|
: CERITA RAKYAT INDONESIA
|
TAHUN
|
: 2018
|
PENERBIT
|
: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
|
ISBN
|
: 978-602-437-443-3
|
JUMLAH HAL
|
: 62 halaman
|
BAHASA
|
: INDONESIA
|
REVIEWER
|
: Herno Agus Purwanto
|
Tulisan ini
adalah review terhadap buku cerita anak yang berjudul “LALANG” yang ditulis
oleh saudara Agung Pamungkas. Seorang pegiat seni budaya yang telah
berpengalaman dalam dunia anak-anak sehingga cukup cerdik dengan mengangkat
sebuah cerita dengan tokoh utama seorang anak.
Buku ini
menggambarkan tentang suatu daerah bernama Sangatta yang berada di Kabupaten
Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Daerah ini yang digambarkan dalam
bentuk tulisan melalui tokoh anak kecil yang bernama Lalang.
Kehidupan
Lalang bersama ibunya di tepi hutan membuat pembaca menjadi tahu seluk beluk
daerah yang bernama Sangatta. Cara menggambarkan dalam media tulisan sangat
rinci dan runtut serta mudah dipahami sangat cocok bagi anak-anak usia sekolah
dasar.
Karakter
Lalang yang cinta binatang dan lingkungan adalah nilai-nilai yang bisa
dijadikan sebagai media pembelajaran bagi anak-anak untuk melakukan hal yang
sama atau meniru tokoh utama cerita ini.
Buku yang
bagus ini dalam pandangan reviewer terdapat kekurangan antara lain cara
menceritakan datar-datar saja sehingga emosi pembaca tidak cukup terbangun
sehingga motivasi untuk mengulang membaca cerita ini tidak cukup tinggi. Hal
lain yang menurut reviewer menjadi kelemahan buku ini adalah penulis kurang
jelas dalam memberi jawaban atas pertanyaan nasib binatang-binatang akibat
kerusakan ekosistim hutan yang terbakar. Padahal pertanyaan ini ada dalam
pengantar buku ini.
Yang
terakhir, yang cukup mengganggu reviewer adalah ketika tokoh utama yang masih
anak-anak dilibatkan dalam persoalan kehidupan pribadi ibunya. Cara
penggambarannya kurang halus bagi anak-anak seusia Lalang.
Namun secara
keseluruhan buku ini bagus dan layak menjadi bacaan anak-anak. Demikian review
Buku Cerita Lalang, semoga bermanfaat.
REVIEW BUKU 2
JUDUL
|
: LINTANG DARI KAMPUNG MAJAPAHIT
|
PENULIS
|
: DIAN RUSMIATI
|
PENYUNTING
|
: KITY KARENISA
|
ILUSTRATOR
|
: LANDIKA HARI SUGANDA
|
GENRE
|
: CERITA SEJARAH
|
TAHUN
|
: 2018
|
PENERBIT
|
: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
|
ISBN
|
: 978-602-437-405-1
|
JUMLAH HAL
|
: 61 halaman
|
BAHASA
|
: INDONESIA
|
REVIEWER
|
: Herno Agus Purwanto
|
Kerajaan Majapahit adalah kisah sukses sepenggal
perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia. Kisah ini menjadi materi pelajaran
sejarah di sekolah dasar. Kebesaran kerajaan ini menginspirasi generasi
berikutnya dalam berbagai hal di kehidupan berbangsa dan bernegara.
Buku ini
tidak hanya bercerita tentang sejarah Kerajaan Majapahit, tetapi menunjukkan
darimana kerajaan itu mulai. Pada
beberapa bagian buku ini terdapat penggalan cerita tentang awal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Trowulan
adalah nama sebuah kecamatan di Mojokerto. Daerah ini banyak menyimpan jejak
sejarah . Diduga disinilah tempat Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden
Wijaya.
Buku ini
lebih banyak menggambarkan keadaan tempat-tempat di Kecamatan Trowulan melalui
tokoh utamanya Lintang. Bukan hanya situs-situs peninggalan kerajaan, tetapi
juga kegiatan sehari-hari masyarakat serta makanan tradisional daerah tersebut.
Gambar-gambar berwarna yang disertakan sebagai ilustrasi sangat menarik dan
memperjelas isi cerita.
Pembaca akan
dingatkan kembali mengenai permainan gobag sodor dan layang-layang. Membaca
buku ini kita serasa diajak berkeliling keberbagai situs peninggalan Kerajaan
Majapahit seperti kolam segaran, Pendopo Agung, Siti Inggil, Candi Brahu, Candi
Tikus, Candi Gentong, Gapura Bajang Ratu, Gapura Wringin Lawang. Semua diceritakan secara terperinci sehingga
pembaca seperti dibawa kembali ke masa lampau ketika permainan ataupun
situs-situs masih berfungsi sempurna.
Yang juga
menarik dari buku ini adalah pembaca mendapat penjelasan mengenai adanya
toleransi umat beragama yang sudah terjadi pada masa itu, yaitu antara pemeluk
Hindu dan Islam.
Dalam buku
ini juga diceritakan salah satu mata pencaharian masyarakat Trowulan yaitu
membuat patung selain menggarap sawah. Kebesaran nama Majapahit menjadi daya
tarik tersendiri sehingga apapun usaha yang dikaitkan dengan nama itu mudah
diterima oleh masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Seperti kerajinan cor
perunggu yang mempunyai pasar di Eropa.
Buku ini
sebagai sebuah cerita sejarah sangat bagus sebagai referensi alternatif,
meskipun agak berat sebagai sebuah buku cerita. Perlu membaca ulang untuk lebih
bisa memahami isi dari buku ini.
LINK REVIEW BUKU 2 : https://youtu.be/ivg1LC1L_5c
LINK REVIEW BUKU 2 : https://youtu.be/ivg1LC1L_5c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar